Meteorologi merupakan ilmu yang mempelajari kondisi fisis yang terjadi pada atmosfer. Gejala-gejala yang dihasilkan dari kondisi tersebut itulah yang dinamakan cuaca seperti terjadinya hujan, guntur, dan masih banyak lagi. Dalam suatu pengamatan, observer membaca dan mencatat hasil pembacaan data yang ditunjukkan alat-alat meteorologi.
Pada kesempatan kali ini, saya ingin mengajak pembaca untuk mengetahui lebih dalam mengenai ruang lingkup alat-alat meteorologi, mulai dari pengertian, kegunaan, struktur alat, cara kerja, lokasi pembacaan sampai batas besaran operasi yang sudah ditentukan dalam pengamatan. Berikut ulasannya yang sudah saya rangkum dalam bentuk bab (Mohon maaf jika rangkuman yang saya buat masih ada banyak kesalahan dan kekurangan, untuk kedepannya akan dibuat lebih baik lagi. Terima kasih) :
Bab 1
1.1. Sangkar Meteorologi
1.1.1.
Pengertian
Di dalam taman alat, terdapat Sangkar Alat yang di dalamnya terdapat Psychrometer, yaitu alat yang terdiri dari Termometer bola kering , termometer bola basah, termometer maksimum, dan termometer minimum (tambahan : Piche Evaorimeter).
Di dalam taman alat, terdapat Sangkar Alat yang di dalamnya terdapat Psychrometer, yaitu alat yang terdiri dari Termometer bola kering , termometer bola basah, termometer maksimum, dan termometer minimum (tambahan : Piche Evaorimeter).
Dalam pengukuran suhu udara, suhu
yang diukur bukanlah suhu yang disebabkan oleh radiasi matahari secara
langsung, melainkan
suhu rata-rata permukaan tanpa terkena radiasi matahari secara langsung. Untuk itu termometer diletakkan di dalam sangkar alat. Sangkar alat ini memiliki ketentuan tersendiri untuk mendapatkan data yang valid. Ketentuan dari sangkar alat ini adalah :
suhu rata-rata permukaan tanpa terkena radiasi matahari secara langsung. Untuk itu termometer diletakkan di dalam sangkar alat. Sangkar alat ini memiliki ketentuan tersendiri untuk mendapatkan data yang valid. Ketentuan dari sangkar alat ini adalah :
o Terbuat dari kayu yang di Cat Putih . Hal ini digunakan
karena warna putih akan memantulkan kembali radiasi dari matahari sehingga
tidak mengenai termometer secara langsung.
o Pintu menghadap Utara dan Selatan. Hal ini dilakukan karena
gerak semu matahari adalah dari Timur-Barat, jadi saat kita melakukan
pengamatan cuaca, pintu yang digunakan adalah bagian utara atau selatan.
Sehingga radiasi cahaya matahari tidak terkena langsung terhadap termometer.
o
Terdapat lubang-lubang di dalam
sangkar. Hal ini bertujuan untuk melancarkan aliran udara di sekitar sangkar
dengan di dalam sangkar. Sehingga suhu yang diperoleh termometer di dalam
sangkar alat akan mewakili suhu daerah tersebut.Memiliki tinggi + 1,2
meter.
1.1.2.
Bagian-bagian Psychrometer pada
Sangkar
Berikut
adalah isi dari Sangkar Meteorologi :
o
Termeter
Bola Kering : Termometer ini digunakan untuk
mengukur suhu udara di daerah tersebut. Termometer ini terdiri dari tabung
gelas yang di dalamnya terdapat pipa kapiler yang berisi air raksa. Saat
suhunya naik, maka air raksa akan mengembang dan menunjukkan skala suhu yang
ada di daerah itu.
Cara membaca
thermometer bola kering :
1) Berdiri
di depan thermometer pada jarak baca
2) Posisi
mata harus segaris dengan meniscus untuk
menghindari kesalahan paralaz
3) Thermometer
harus dibaca cepat dan teliti sampai persepuluhan derajat terdekat
4) Dalam
pembacaannya, thermometer tidak boleh
disentuh karena panas badan bias mempengaruhi hasil pembacaannya
o
Termometer
Bola Basah : Dalam
udara, ada suatu titik yang harus dicapai untuk menjadi jenuh. Termometer bola basah digunakan untuk
mengukur titik tersebut. Sebenarnya termometer ini sama dengan bola kering,
hanya yang membedakan adalah termometer ini bolanya dilapisi kain yang dijaga
agar selalu basah. Termometer bola basah mengukur suhu yang dibutuhkan untuk
menguapkan air di kain tersebut. Saat kelembaban udara kecil, maka air akan
mengambil panas dari termometer itu. karena itu suhu di pada termometer bola
basah akan menurun, Itulah mengapa saat siang hari selisih antara Bola Kering
dan Bola Basah cukup jauh. Berbeda kondisi saat kelembaban udara tinggi. Saat
itu tidak perlu ada panas yang diambil dari temometer bola basah, sehingga saat
kelembaban udara tinggi, maka selisih termometer bola basah dan bola kering
relatif sedikit.
Cara
membaca thermometer bola basah :
Thermometer
bola basah adalah thermometer bola kering dengan bolanya terbungkus dalam kain
yang selalu basah atau dibasahi dengan air murni sehingga disebut thermometer
boal basah. Oleh karenanya, pembacaannya sama seperti thermometer bola kering.
Agar
hasil pembacaan dari thermometer bola basah akurasinya terjaga, bejana tempat
air pada thermometer bola bahsah harus dijaga, tidak boleh kering dan kain mslin
yang membungkus bola basah pada thermometer itu harus sering dianti +- 2 minggu
sekali.
o
Termometer
Maksimum :
Termometer maksimum digunakan untuk mengetahui suhu maksimum selama satu hari
di suatu tempat tertentu. Termometer ini menggunkan air raksa sama halnya
dengan termometer bola kering. Namun termometer ini memiliki celah yang disebut
Contriction. Saat suhu udara naik, air raksa akan mengembang dan melewati celah
Contriction. Namun saat suhu udara turun, air raksa tidak akan menyusut. Hal
ini dikarenakan air raksa tersumbat oleh celah Contriction tersebut. Jadi
suhunya akan tetap pada suhu tertinggi dalam satu hari tersebut. Jadi setelah
melakukan pengukuran suhu maksimum, termometer ini harus di kalibrasi ( Di
reset ulang ) dengan cara mengibaskannya ke arah Contriction. Hal ini dilakukan
agar air raksa bisa kembali ke suhu yang sebenarnya.
Cara
Membaca Thermometer Maximum :
1) Baca
thermometer dengan cepat dan teliti sampai dengan persepuluhan derajat terdekat
2) Hindari
kesalahan parallax
3) Setelah
dibaca, thermometer maximum harus disamakan dengan suhu udara yang terbaca pada
thermometer bola kering dengan mengeluarkan thermometer maximum dari tempatnya
dengan hati-hati , lalu dipegang bagian ujungnya dengan bagian bola di bawah,
kemudian ayunkan ayunkan thermometer berulang ulang dengan lengan tetap lurus
sampai air raksa yang terputus tersambung kembali dengan sempurna
4) Setelah
selesai, thermometer maksimum dikembilkan pada tempatanya dengan memegang
thermometer dengan dua tangan dengan posisi agak miring dengan bagian bola
lebih rendah, kemudian letakkan bagian bolanya terlebih dahuju baru bagian
ujung tabungnya.
5) Pembacaan
dilakukan sekali sehari yaitu pada jam 12.00 utc
6) Hasil
pembacaan harus lebih tinggi atau serendah-rendahnya sama dengan hasil pembacaan
thermometer bola kering yang tertinggi pada hari itu
o
Termometer
Minimum
: Termometer ini digunakan untuk mengukur suhu terendah dalam satu hari pada
suatu tempat tertentu. Termometer minimum tidak menggunakan air raksa, namun
menggunaan Alkohol. Hal ini dikarenakan karakteristik alkohol yang cocok untuk
mengukur suhu rendah karena titik beku alkohol yang lebih rendah daripada air
raksa. Prinsip kerjanya adalah meggunakan indeks. Saat suhu turun, indeks akan
terdorong oleh alkohol menuju nilai suhu tertentu, sedangkan saat naik, alkohol
akan mengembang sedangkan indeks akan tetap pada suhu terendah tersebut.
Cara membaca
thermometer minimum :
1) Skala
yang dibaca adalah skala yang ditunjuk ujung indeks yang letaknya lebih jauh
dari bola thermometer
2) Baca
thermometer minimum dengan cepat dan teliti sampai persepuluhan derjat terdekat,
dan hindari kesalahan parallax
3) Setelah
dibaca, thermometer minimum dikeluarkan dari tempatnya dengan hati-hati lalu
pegang bagian ujungnya dengan baik, dengan bagian bolanya berada lebih tinggi
agar indeksnya tidak meluncur ke bawah sampai berhenti menempel pada miniskus
4) Setelah
selesai, thermometer minimum dikembalikan pada tempatnya dengan cara memegang
thermometer dengan dua tangan, agak miring, dengan bagian bolanya lebih tinggi
kemudian letakkan bagian ujungnya lebih dahulu baru bagian bolanya dengan
hati-hati agar indeks tidak bergeser (tetatp menempel pada meniscus)
5) Pembacaan
dilakukan sekali sehari yaitu pada jam 00.00 UTC dan hasilnya harus dicatat
pada buku ME—48
6) Hasil
pembacaan suhu minimum harus lebih rendah atau setinggi-tingginya sama dengan
hasil pembacaan thermometer bola kering yang terendah pada hari itu
1.2. Thermometer
Tanah
1.2.1.
Cara Kerja
Prinsip
kerja sama seperti pada bola kering hanya sumber kalornya berasal dari tanah
1.2.2.
Pemasangan
Thermometer
ini menggunakan cairan air raksa dan diletakkan di tanah yang permukaan
tanahnya berumput pendek, dan tanah gundul. Untuk memasang thermometer,
terlebih dahulu membuat lubang dengan bor tanah
Untuk
thermometer dengan keadalaman 0 cm, 2 cm, 5 cm, 10 cm, dan 20 cm dipasang
dengan sudut kemiringan 60o dab dipasang pada penahan besi untuk
memudahkan pembacaan.
Untuk
kedalaman thermometer dengan kedalaman 50 cm dan 100 cm digunakan thermometer
berselubung/tabung logam tembaga/kuningan. Bagian bawah bola thermometer diisi
dengan paraffin/lilin, hal ini dimaksudkan untuk memperlambat perubahan suhu
ketika diangkat saat pengamatan/pembacaan.
Lobang
lalu ditutup kembali dengan tanah, lakukan pengerukan dengan hati-hati. Untuk
memadatkan tanah pada lobang dapat dilakukan dengan cara menyiraminya dengan
air.
1.3. Thermometer
Minimum Rumput
1.3.1.
Fungsi
Mengukur
suhu terendah/minimum pada permukaan tanah yang berumput maupun yang tidak pada
suatu periode pengamatan. Cairan yang digunakan pada thermometer ini adalah
cairan alkohol.
1.3.2.
Komponen-komponen
Thermometer
minimum
Pegangan
thermometer
Ground
Rod
Protection
Screen
1.3.3.
Cara kerja
Prinsip
kerja thermometer ini yaitu jika suhu turun, alcohol akan menyusut dan
permukaan alcohol akan menarik indeks ke arah skala lebih kecil, begitupula
sebaliknya
1.3.4.
Pemasangan
Thermometer
ini dipasang dengan posisi horizontal di dekat permukaan tanah dan dijepit pada
tempat khusus yang terbuat dari aluminium yang bagian atasnya dihalangi semacam
atap supaya tidak terkena sinar matahari langsung.
1.4. Thermometer
Apung
1.4.1.
Fungsi
Mengukur
suhu maksimum dan minimum dari permukaan air. Biasa diletakkan terapung di atas
panic penguapan (Open Pan Evaporimeter)
1.4.2.
Prinsip kerja
Sama
dengan thermometer maksimum dan minimum. Untuk pengembalian thermometer
maksimum air ke posisi normal, dapat digunakan magnet yang bisa digesekan pada
permukaan air raksa ke bawah
1.5. Barometer
1.5.1.
Pengertian
Barometer adalah alat yang digunakan
untuk mengukur suatu tekanan pada suatu tempat. Barometer pertama kali
ditemukan oleh Evangelista Torriceli pada tahun 1644. Alat ini terdiri dari air
raksa, ujung atasnya tertutup dan ujung bawahnya terbuka dan berdiri pada suatu
bak yang terdiri dari air raksa juga. Jika tekanan udara naik, kolom air raksa
tersebut juga akan naik dan menunjukkan suatu nilai tertentu. Begitu pula saat
tekanan udara turun.
Tekanan udara dipengaruhi oleh
banyak faktor, seperti contoh ketinggian suatu tempat, semakin tinggi tempat
tersebut maka akan semakin rendah tekanan yang dimiliki. Selain itu juga
dipengaruhi oleh suhu udara. Tekanan berbanding terbalik dengan besarnya suhu.
Semakin besar suhu suatu tempat tersebut maka tekanan yang dihasilkan akan
semakin rendah.
Begitu pula sebaliknya. Pada
barometer air raksa, terdapat termometer yang digunakan untuk menentukan
koreksi tekanan terhadap permukaan stasiun dan terhadap permukaan laut. Jadi
tekanan yang ditunjukkan air raksa masih harus di koreksi dengan koreksi suhu
agar mendapatkan data tekanan yang valid.
1.5.2.
Jenis-jenis Barometer
1.5.2.1.Barometer
Air Raksa
Memanfaatkan
sifat anomali air raksa dalam tabung hampa udara.
1.5.2.2.Barometer
Digital
Barometer elektronik pada hakikatnya adalah barometer
yang menggunakan sensor tekanan udara dengan output perubahan besaran listrik
seperti: voltage, resistance, current atau frequency. Dengan output ini akan
lebih memudahkan untuk dilakukan pengolahan dalam rangkaian elektronik, data
logger atau komputer.
Prinsip pengukuran dalam rangkaian barometer elektronik
adalah didasarkan pada suatu rangkaian oscilator RC dengan tiga kapasitor acuan
yang dibandingkan dengan capasitive pressure sensor dan capasitive
temperature sensor yang diukur bersamaan secara terus-menerus. Sebuah
multiflexer dihubungkan dari kelima kapasitor ke rangkaian RC oscilator dan
lima frekwensi yang berbeda akan terukur dalam satu siklus deteksi. Hasil
akhirnya adalah adalah terbentuk frekuensi output untuk untuk ditampilkan atau
diolah lebih lanjut dalam rangkaian elektronik atau komputer.
1.5.2.3.Barometer
Aneroid
The aneroid barometer diciptakan oleh seorang Prancis,
Lucien Vidie, pada 1843.
Dia menghasilkan sebuah barometer logam yang ia disebut aneroid, yang berarti "tanpa cairan".
Prinsip barometer aneroid adalah perubahan ketinggian ruang logam disegel yang memiliki permukaan atas dan bawah yang fleksibel. Sebagai perubahan tekanan, sehingga ketinggian ruang bervariasi yang, pada gilirannya, bergerak pointer indeks.
Dia menghasilkan sebuah barometer logam yang ia disebut aneroid, yang berarti "tanpa cairan".
Prinsip barometer aneroid adalah perubahan ketinggian ruang logam disegel yang memiliki permukaan atas dan bawah yang fleksibel. Sebagai perubahan tekanan, sehingga ketinggian ruang bervariasi yang, pada gilirannya, bergerak pointer indeks.
1.5.2.4.Barograph
Barograph
adalah istilah lain untuk barometer yang dapat merekam sendiri hasil
pengukurannya.
Barograph
umumnya menggunakan prinsipnya
barometer Aneroid. Semakin banyak kapsul aneroid yang digunakan maka semakin
peka.
Bab 2
2.1. Anemometer
Anemometer merupakan alat yang
digunakan untuk mengetahui arah dan kecepatan angin. Arah angin adalah arah
dari mana angin itu datang. Untuk mengetahui arah angin, dalam anemometer
terdapat alat yang disebut Wind Vane. Alat ini berfungsi untuk mengetahui arah
dari mana angin bertiup.Alat ini terdiri dari ujung dan ekor. Saat angin
bertiup dari arah utara, Maka ekor Wind Vane akan terdorong dari arah utara ke
Selatan sehingga ujung depan Wind Vane akan berubah arah menuju arah utara yang
merupakan arah datangnya angin. Sedangkan untuk mengetahui nilai kecepatan
angin, menggunakan Cup Anemometer. Cup Anemometer terdiri dari 3 piringan yang
seimbang antar sudutnya. Hal ini bertujuan untuk mengetahui besar kecepatan
angin. Karena terdapat 3 buah piringan Cup, maka Cup anemometer akan tetep
berputar pada arah yang sama walaupun angin bertiup dari arah yang
berbeda-beda. Dalam pengamatan unsur cuaca angin, Anemometer dipasang di atas
permukaan setinggi + 10 m.
2.2
Alat Penangkar Hujan (Ombrometer)
2.2.1.
Penangkar Hujan tipe Hellman
Prinsip pengukuran Curah Hujan adalah dengan menggunakan
Gelas.
Ukur dengan skala satuan panjang dalam mm.
Satuan Volume di konversi ke satuan panjang.
Gelas ukur berbentuk Tabung
Volume = Luas Alas x tinggi
Bila luas Corong Penakar Hujan = A1 ; Luas alas tabung
ukur A2.
Tinggi air hujan pada penakar = tinggi pada tabung ukur.
Jika A1 =100 cm2 ke dalamnya jatuh
hujan 10 cm3 . Maka
tinggi air hujan = (10 cm3 /100 cm2 ) =0,1 cm = 1mm lalu . Diberi tanda garis skala 1 mm pada gelas ukur dan
bila dimasukkan air dengan volume 250 cm3 maka tinggi air = (250 cm3 / 100 cm2)= 2,5 cm = 25 mm, maka pada gelas diberi tanda 25 mm, dengan membagi skala 1 mm sampai 25
mm. Dengan 24 bagian garis maka terbentuklah skala gelas ukur
dengan skala 25 mm untuk penakar
hujan dengan luas corong 100 cm2
Catatan: gelas ukur volume
yang digunakan harus sudah dikalibrasi.
2.2.2.
Penangkar Hujan tipe Typing Bucket
2.2.2.1.Pengertian
Penakar
hujan Tipping Bucket jenis ini yaitu merk Jules Richard, yang terpasang dan
dioperasikan dibeberapa Stasiun Meteorologi BMG pada tahun 1976, kemungkinan
besar saat ini sudah banyak yang tidak dioperasikan lagi. Luas permukaan corong
penakar hujan ini 400 Cm2. Silinder jam untuk meletakkan pias, serta
perlengkapan bucketnya berada pada satu kotak, dan dapat diangkat keluar dari
badan penakar hujan saat penggantian pias. piasnya berskala 50 mm. Pada saat
penggantian pias kedudukkan pena tidak perlu dirubah atau diturunkan,
sebagaimana halnya pada penakar hujan type Hellman. Dalam pemasangan alat ini,
tinggi permukaan corongnya 140 Cm. dari permukaan tanah.
2.2.2.2.Prinsip Kerja Alat
Air hujan
akan masuk melalui permukaan corong penakar, kemudian mengalir untuk mengisi
salah satu bucket. Setiap jumlah air hujan yang masuk sebanyak 0.5 mm. atau
sejumlah 20 ml maka bucket akan berjungkit, dimana bucket yang satunya akan
terangkat dan siap untuk menerima air hujan yang akan masuk berikutnya. Pada
saat bucket berjungkit maka pena akan menggores pias 0.5 skala (0,5 mm.), pena
akan menggores pias dengan gerakan naik ataupun turun. Demikianlah seterusnya
bucket akan bergantian berjungkit bila ada air hujan yang masuk, dari goresan
pena pada skala pias dapat diketahui jumlah curah hujannya.
2.2.2.3.Instalasi
Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam pemasangan Alat penakar hujan adalah:
1.
Tempat terbuka, bebas dari hambatan seperti;
bangunan, pepohonan dll. Jarak ideal sebuah alat dari penghambat adalah 2x
ketinggian penghalang.
2.
Efek angin, sebaiknya di sekeliling alat dipasangkan
penahan angin. Penahan angin harus diletakan mengelilingi alat namun tidak
boleh terlalu dekat dan ketinggiannya tidak boleh lebih tinggi dari alat.
3.
Ketinggian alat, biasanya disesuaikan dengan
kebutuhan dan/atau negara yang bersangkutan. BMKG
menetapkan ketinggian alat penakar hujan adalah 120 cm diatas permukaan tanah
berumput pendek.
4.
Cat, sebaiknya menggunakan warna putih/chrome untuk
mengurangi efek penguapan.
5.
Pelindung alat/pagar, bila alat dianggap perlu untuk
dikelilingi pagar, maka ketinggian pagar tidak boleh melebihi tinggi alat
(biasanya cukup 1 m).
2.3.
Open Pan Evaporimeter
2.3.1.
Pengertian
Panci
berbentuk sebuah kancah atau panci besar berdiameter 120,7 cm dan tinggi bibir
25,4 cm. Alat terbuat dari bahan tahan karat seperti baja putih (stainless
steel) atau logam campuran, contoh monel.
2.3.2.
Instalasi
o Dudukan
panci harus datar (rata air) di atas tanah dan dikelilingi rumput pendek
o Tinggi
muka air setiap pagu sesudah dilakukan pembacaan diusahakan sama yaitu 5 cm di
bawah bibir panci
o Dudukan
panci terbuat daru kayu, dicat putih
o Diberi
gundukan agar lebih tinggi daripada ketinggian sekitarnya
o Diusahakan
untuk dilengkapi dengan kawat kasa
o Jauhi dari
bayangan benda-benda di sekitarnya
2.3.3.
Kelengkapan Tambahan untuk Open Pan Evaporimeter
2.3.3.1.Cup Counter Anemometer
Alat
pengukur kecepatan angin untuk mengukur kecepatan angin pada permukaan panic
2.3.3.2.Thermometer Air
Suhu air
dalam panci diukur dengan thermometer maximum dan minimum tipe Bellani. Alat
ini dipasang di dua tempat : dasar dan permukaan air di panci
2.3.3.3.Hook Gauge dan Still Well
Hook Gauge
adalah alat untuk mengukur perubahan tinggi permukaan air di dalam panci,
terdiri dari sebuah batang berskala dan sebuah sekrup berada pada batang
tersebut yang digunakan untuk mengatur., letak ujung alat berupa pancing sampai
tepat menyentuh pada permukaan panci.
Besarnya
perubahan volume air dapat dihitung dengan persamaan :
E0
= (P0 – P1) + CH
Di mana :
E0
= Jumlah air yang dievaporasikan
P0
= Pembacaan awal sebelum evaporasi
P1=
Pembacaan akhir setelah evaporasi
CH = Curah
hujan
Still Well
adalah bejana yang terbuat dari logam (kuningan) yang berbentuk silinder dan
mempunyai tiga kaki, di mana setiap kaki terdapat sebuah sekrup untuk
menyetel/mengatur kedudukan bejana agar horizontal
2.4. Campbell Stokes
2.4.1.
Pengertian
Campbell stokes secara khusus
dipergunakan untuk mengukur waktu dan lama matahari bersinar dalam satu hari
dimana alat tersebut dipasang. Campbell stokes terdiri dari beberapa bagian
yaitu:
a.
Bola kaca pejal ( umumnya berdiameter 96 mm).
b.
Plat logam berbentuk mangkuk, sisi bagian dalamnya
bercelah – celah sebagai tempat kartu pencatat dan penyanggah tempat bola kaca
pejal dilengkapi skala dalam derajat yang sesuai dengan derajat lintang bumi .
c.
Bagian Pendiri (stand),
d.
Bagian dasar terbuat dari logam yang
dapat di-leveling.
e.
Kertas pias terdiri dari 3 (tiga) jenis menurut letak
matahari.
2.4.2.
Prinsip Kerja Alat
Sinar matahari yang datang menuju
permukaan bumi, khususnya yang tepat jatuh pada sekeliling permukaan bola kaca
pejal akan dipokuskan ke atas permukaan kertas pias yang telah dimasukkan ke
celah mangkuk dan meninggalkan jejak bakar sesuai posisi matahari saat itu.
Jumlah kumulatif dari jejak titik bakar inilah yang disebut sebagai lamanya
matahari bersinar dalam satu hari (satuan jam/menit).
2.4.3.
Cara Pengoperasian
2.4.3.1.Setting
–up
o Pilih tempat
dimana Sinar matahari sepanjang hari bebas ke-arah alat.
o Permukaan dasar
alat ditempatkan harus Stabil, Temp. Humidity, Angin dan vibrasi tidak
mempengaruhi leveling. (disarankan pondasi terbuat dari beton/metal).
o
Bagian terbuka mangkuk logam harus mengarah equator,
yaitu : Bila alat ditempatkan pada belahan bumi Utara, mangkuk ke-arah Selatan
atau sebaliknya.
o
Leveling dapat dilakukan dengan
mengatur posisi 3 buah mur.
2.4.3.2.Memasang
Pias
Pias terdiri dari 3 jenis yaitu : Pias lurus dipasang
pada pasangan celah yang ada ditengah mangkuk. Pias pendek pada pasangan celah
bagian atas dan Pias panjang pada pasangan celah bagian bawah.
Pias pendek dipergunakan dari pertengahan Oktober s/d
akhir Pebruari.
Pias Lurus dari awal Maret s/d pertengahan April dan awal
September s/d pertengahan Oktober.
Pias
panjang dari pertengahan April s/d akhir Agustus.
o Pias dimasukkan
ke-celah, sehingga garis tanda jam 12.00 benar-benar tepat dengan tanda jam
12.00 pada mangkuk.
o Pada titik
tertentu ( kira2 garis jam 14.00 & 10.00) mangkuk dilengkapi 3 lubang.
Masukkan pin logam yang tergantung dengan rantai dari sisi luar kedalam salah
satu lubang tersebut (sesuai pias), agar pias tidak berubah posisi.
2.4.3.3.Pengaturan
Utara – Selatan Dan Leveling
o
Atur agar skala derajat lintang pada
alat menunjukkan lintang tempat alat ditempatkan.
o Perhatikan
jejak pembakaran pada pias, bila pengaturan Utara-Selatan dan leveling tepat
maka jejak ini harus sejajar dengan garis tengah pias.
o
Jejak pembakaran yang tepat jatuh pada titik pusat pias
(tengah hari), harus sama dengan nilai True Solar Time, yaitu waktu matahari
tepat berada pada titik nadir/puncak.
2.4.4.
Cara Menentukan True Solar Time
(True Local Time).
Medium local time = Standard time ± (λs – λ) . 4 min.
True Local Time = Medium local time - Equation of time
|
Dimana :
Standard time = pukul -12
+ =
bila alat ditempatkan disebelah Barat meridian (bujur) waktu.
- =
bila alat ditempatkan disebelah Timur meridian (bujur) waktu
λs =
Bujur standard waktu terdekat pada lokasi
λ =
Bujur lokasi alat dipasang.
2.5. Actinograph
2.5.1.
Pengertian
Actinograph kadang dikenal dengan
sebutan Mechanical Pyranograph dipergunakan untuk mengukur Total Intensitas
dari Radiasi Matahari lansung, radiasi matahari yang dipantulkan atmosphir dan
radiasi diffusi dari langit dalam satu hari yang dapat dihitung.
2.5.2.
Penjelasan
2.5.2.1.Komponen-komponen
Sensor, terdiri dari masing-masing
2(dua) Strip Bimetal ber-cat Putih dan Hitam.
Plat pengatur bimetal
Mekanik pembesar
Tangkai dan Pena pencatat
Drum clock
Pengatur level (perata-rata air)
Kontainer silica-gel (penyerap uap
air)
Bagian dasar
Penutup/cover.
2.5.2.2.Prinsip
Kerja
Actinograph bekerja dengan memakai
Prinsip-perbedaan temperatur antara 2 strip paralel bimetallic ber-cat putih
dengan 2 strip parallel bimetalic ber-cat hitam. Perbedaan temperatur terjadi
olehkarena radiasi matahari yang sampai ke bimetallic ber-cat putih akan
dipantulkan maka strip ini hanya respon terhadap temperatur ambang sedangkan
radiasi yang sampai ke bimetallic hitam, akan diserap/diabsorbsi sehingga strip
ini respon terhadap temperatur ambang dan radiasi yang datang akibatnya terjadi
distorsi/menggeliat terhadap strip bimelaic putih.
Masing-masing satu sisi strip putih
dan strip hitam dihubungkan dan sisi-sisi lain dari bimetallic putih dihubungkan
ke peti instrumen serta sisi-sisi lain bimetallic hitam dihubungkan ke tangkai
pena melalui system tuas sehingga masing-masing akan saling meniadakan kondisi
ambang dengan meninggalkan keluk(curvature) yang merepresentasikan Intensitas
Radiasi yang datang dan secara proporsional ditunjukkan oleh posisi pena pada
kertas pias.
Glass-dome akan mentransmisikan 90 %
energy elektromagnetik, dengan panjang gelombang antara 0.3 s/d 3.0 micron dan
silica –gel akan menyerap uap air agar tidak terjadi kondensasi pada permukaan
glass-dome.
Total
Intensitas Radiasi Matahari adalah merupakan luas area yang berada dibawah
kurva yang terbentuk selama periode pengukuran . Total Intensitas ini dapat dihitung dengan mengalikan Faktor
Kalibrasi Alat (K) dengan Luas Curva yang terbentuk.
2.5.2.3.Pemasangan/Instalasi
o Letakkan
Actinograph pada permukaan datar/rata ± 150 cm di atas permukaan tanah. Lokasi
pemasangan harus bebas dari pohon maupun bangunan yang dapat menghalangi sinar
matahari ke arah alat dan bebas dari bahan-bahan yang dapat memantulkan sinar
kuat kearah alat.
o Atur Posisi
bimetallic persegi-panjang se-arah Utara-Selatan dan kaca jendela ke-arah
Timur.
o
Atur
leveling alat melalui kaki-kaki yang dapat diatur/diputar.
o
Kebersihan
alat harus selalu diperhatikan terutama bagian glass dome
o Sillica gel
harus diganti secara periodik sesuai iklim dimana alat ditempatkan.
o
Seal karet yang terletak pada bagain
dasar secara periodik juga harus diganti terutama jika sudah kurang
elastis/rusak.
2.5.2.4.Metode
Operasi
Awal operasi dimulai pukul 06.00
waktu setempat (saat matahari belum bersinar)
o
Buka
cover/penutup alat.
o
Lepaskan
drum-clock dari shaftnya
o
pasang kertas pias, sisi – sisi pias
tepat berhimpit di penjepit drum-clock.
o
Hidupkan
system drum-clock. Untuk system spring wound, putar tangkai spring wound
secukupnya dan untuk system quartz clock, geser switch ke posisi “ON”.
o
Pasang
kembali drum-clock ke tempatnya semula.
o
Putar
drum-clock agar ujung pena tepat jatuh pada jam , hari awal pengukuran kembali
cover/penutup alat.
o
Setelah Matahari terbenam selama 1.5
jam, Pias terpasang dapat/harus diambil (untuk pias harian). Pada
hari berikutnya, ulangi langkah awal s/d akhir
No comments :
Post a Comment